Anggota AESI teken kontrak proyek PLTS 134 MW di semester I 2023
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif, Ketua Umum Asosiasi Energi Surya Indonesia (AESI) Fabby Tumiwa dan para tamu undangan lainnya dalam Indonesia Solar Summit 2023 di Hotel Bidakara, Jakarta, Rabu (26/7/2023). ANTARA/ Muhammad Heriyanto.
Jakarta (ANTARA) - Ketua Umum Asosiasi Energi Surya Indonesia (AESI) Fabby Tumiwa Fabby Tumiwa mengungkapkan bahwa para pengembang anggota AESI berhasil menjalin kontrak pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dengan total kapasitas 134 Mega Watt (MW) sampai semester I 2023.
“Kabar baiknya adalah ada 541 MW sampai tahun 2023 yang ada di pipeline (antrian), kami hendak melaporkan bahwa 134 MW yang sudah kontrak sampai dengan semester I 2023,” ujar Fabby dalam Indonesia Solar Summit 2023 di Hotel Bidakara, Jakarta, Rabu.
Menurutnya, hal tersebut merupakan bukti bahwa para pengembang anggota AESI turut serta aktif dalam upaya transisi energi dan pengembangan energi baru terbarukan (EBT) di Indonesia.
“Kami terus berjuang menjaga asa bisnis PLTS untuk selalu berkibar,” ujar Fabby.
Pada tahun lalu, pihaknya telah mengidentifikasi adanya pipeline (antrian) proyek PLTS mencapai sebesar 2,3 Giga Watt (GW) di Indonesia, yang rencananya dibangun pada 2022 sampai 2023.
“Sekitar 1 GW merupakan pipeline proyek PLTS Atap yang tersambung dengan PLN, dan sisanya PLTS ground mounted, utility scale dan captive power,” ujar Fabby.
Dalam kesempatan ini, pihaknya memberikan tiga alasan bahwa masyarakat harus optimistis terkait dengan pengembangan EBT berupa PLTS di Indonesia.
Dia menjelaskan pertama, PLTS menjadi fenomena global dan merupakan pilihan utama bagi banyak negara dan bisnis, sebagai upaya melakukan dekarbonisasi, dan transisi energi.
Kedua, lanjutnya, dalam kurun waktu lima tahun terakhir, secara global kapasitas PLTS tumbuh pesat di luar perkiraan para analis dan perencana energi.
Ketiga, International Energy Agency memproyeksikan bahwa dari 440 GW tambahan EBT secara global pada tahun ini, dan 550 GW pada tahun depan, sekitar 66 persen akan berasal dari PLTS.
Keempat, laporan dari The Indonesian Institute for Forest and Environment (RMI) dan Bezos Earth Fund menunjukkan bahwa secara global PLTS telah tumbuh 24 persen per tahun selama lima tahun terakhir.
Dengan pertumbuhan tersebut, maka PLTS dapat tumbuh mencapai lebih dari 1.000 GW kapasitas per tahun pada 2030 mendatang.